Candi Taman Ayun adalah landmark di desa Mengwi, Kabupaten Badung, terletak 17km barat laut Denpasar. Kompleks candi ini menawarkan fitur arsitektur tradisional yang luar biasa di seluruh halaman dan kandang serta lanskap taman luas terdiri dari teratai dan kolam ikan.
Candi ini dibangun sekitar tahun 1634 oleh penguasa kerajaan Mengwi, Tjokerda Sakti Blambangan, dengan inspirasi arsitektur Cina, dan mengalami proyek restorasi yang signifikan pada tahun 1937. Tingkatan menjulang dari kuil kuil menjadi sebagian besar profil Taman Ayun dan sebuah isyarat dari orang-orang penghormatan Mengwi kepada leluhur bangsawan mereka yang mulia, karena kompleks kuil dianggap sebagai ‘kuil induk’ Mengwi.
Candi Taman Ayun amelayani sebagai situs utama ibadah di antara orang-orang Mengwi yang tidak perlu melakukan perjalanan terlalu jauh ke kuil-kuil besar utama, orang-orang seperti ‘kuil induk Besakih’ di Karangasem, Batukaru Temple di Tabanan, atau Batur Temple di Kintamani. Ini juga berfungsi sebagai simbol pemersatu di antara bangsawan Mengwi dan rakyat.
Kompleks Candi Taman Ayun terdiri dari empat divisi yang berbeda, satu peringkat lebih tinggi dari yang lain. Yang pertama disebut sebagai ‘Jaba’ atau divisi luar, hanya dapat diakses melalui satu pintu masuk dan jalan di atas kolam. Di dalam, di dekat pintu masuk ada kuil pelindung kecil dan di sebelah kanan ada aula besar ‘wantilan’ tempat pertemuan komunal berlangsung. Sebuah air mancur tinggi dengan spouts yang menonjol dan keluar ke arah mata angin bisa dilihat di daerah ini.
Tentang Candi Taman Ayun
Pengadilan keempat dan terakhir dianggap paling sakral, dengan demikian menempati urutan tertinggi. Ini disebut sebagai Mandala Utama. Gerbang pusat yang rumit dan berornamen terbuka hanya selama upacara, sebagai pintu masuk untuk pusaka yang disucikan dan perlengkapan upacara lainnya. Gerbang lain di sebelah timurnya adalah untuk akses harian. Beberapa tingkatan garis dan ukuran yang berbeda muncul di kaki langit kuil.
Tiga dasar kuil ini menunjukkan tiga tingkat kosmologis yang dikenal oleh Hindu Bali, yaitu dunia manusia, alam dewa dan dewa, dan tingkat ilahi tertinggi. Seperti yang diceritakan dalam teks kuno ‘Adhiparwa’, seluruh kompleks Pura Taman Ayun mewakili Gunung Mahameru dalam apa yang disebut ‘berayun-ayun lautan susu’ atau pembentukan kosmik dunia.
Nama ‘Taman Ayun’ diterjemahkan sebagai ‘taman indah’. Kolam renang melingkar yang luas dulunya tempat rekreasi kerajaan bagi pelayan istana yang akan berlayar kano kecil. Sekarang kolam dan kolam dipagari dan pengunjung ditolak masuk.